
DARI BERGUNA MENJADI TAK TERLUPAKAN:
SELAMAT DATANG DI ERA UX EMOSIONAL!
Bisakah Anda Mendesain Perasaan? Masa Depan UX Emosional
Hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika kita memikirkan desain biasanya adalah palet warna, tata letak yang bersih, atau wireframe yang ramping. Namun, ada lebih banyak hal yang terjadi di balik permukaan komunikasi visual digital daripada yang terlihat. Dalam lanskap pemasaran digital modern kita, desainer UI/UX yang mahir tidak hanya menciptakan antarmuka; mereka juga mengkurasi pengalaman yang beresonansi dengan pengguna. Selamat datang di era desain digital berikutnya, di mana pengalaman pengguna diciptakan tidak hanya untuk efisiensi tetapi juga untuk koneksi yang bermakna. Ini mewakili inti dari UX Emosional di tahun 2025.
Transisi dari Fungsional ke Emosional: Lanskap UX yang Berkembang
Desain secara tradisional dianggap sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada pemecahan masalah, yang membuat segala sesuatunya lebih mudah, lebih cepat, dan lebih presisi. Akibat menjamurnya produk digital dalam hidup kita, ekspektasi kita telah bergeser. Saat ini, pengguna menginginkan pengalaman yang bermakna, bukan hanya yang dapat digunakan. Mereka perlu dipahami, didengar, dan bahkan disenangi. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita begitu tertarik dengan fitur Wrapped akhir tahun Spotify? Atau mengapa menggeser di Tinder memberi kita perasaan yang memuaskan? Semua tentang momen-momen kecil yang membuat kita terus kembali! Pilihan desain ini lebih dari itu; mereka adalah sinyal yang membangkitkan emosi. Mereka memunculkan perasaan takjub, kenangan, kegembiraan, dan bahkan kegembiraan. Di sinilah UX Emosional bersinar.
Jadi, Apa Sebenarnya UX Emosional Itu?
​​
UX Emosional melibatkan perancangan pengalaman digital yang membangkitkan emosi seperti kepercayaan diri, kegembiraan, ketenangan, atau keterkejutan. UX ini melampaui pengalaman pengguna dan ekspektasi upaya, mencakup nada suara, interaksi mikro, penceritaan visual, dan bahkan umpan balik visual. Ya, bahkan cara fitur umpan balik pengguna disajikan dalam desain digital, seperti tanda centang yang ceria atau pesan sukses yang hangat, dapat membentuk dampak emosional dari suatu interaksi.
​
Contoh Dunia Nyata: Emosi dalam Aksi
-
Untuk membuat tamu merasa betah, Airbnb menggunakan gambar yang lembut dan bahasa desain yang ramah.
-
Mempelajari bahasa baru bisa terasa mengintimidasi, tetapi Duolingo menjadikannya menyenangkan dan mendorong untuk mengatasi rasa takut itu.
-
Dengan estetika yang bersahaja dan navigasi yang lancar, Notion menginspirasi kondisi produktivitas yang tenang.
Resonansi emosional dari setiap pengalaman ini merupakan tujuan desain yang disengaja.
Desainer yang merasa mereka akan memiliki masa depan
Seiring kita bergerak menuju dunia digital yang semakin berfokus pada manusia, hanya menguasai teknologi saja tidak akan cukup. Gelombang inovasi berikutnya akan datang dari desainer yang tahu cara memanfaatkan emosi mereka, memercayai insting mereka, dan memiliki keberanian untuk mendesain dengan penuh semangat dan keyakinan.
​
Mewujudkan Emosi Membutuhkan Kompetensi Baru
Dimensi emosional UX ini membutuhkan serangkaian kompetensi baru:
-
Pemetaan Empati: Memahami Perjalanan Emosional Pengguna.
-
Storyboarding: Memetakan pengalaman secara berurutan, mirip dengan narasi sinematik.
-
Aspek Antarmuka Pengguna Emosional: Menggunakan warna, tipografi, dan gerakan untuk membangkitkan emosi.
-
Berpikir Kritis dan Refleksi: Emosi mana yang cocok? Apa yang dianggap berlebihan?
Di Raffles Jakarta, UX Emosional melampaui tren dan teori belaka. Mahasiswa kami tidak hanya berfokus pada metode yang efektif; mereka juga mengeksplorasi alasan yang mendasari kemanjurannya dan, yang terpenting, pengalaman emosional yang terkait. Melalui proyek praktis dan penalaran analitis, mereka memperoleh kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang mengubah desain dari sekadar fungsional menjadi benar-benar luar biasa. Mereka belajar cara mengevaluasi lintasan emosional pengguna di setiap tahap: dampak antarmuka terhadap perasaan, potensi transisi untuk meningkatkan suasana hati, dan kapasitas desain untuk membangkitkan kejutan atau kesenangan secara signifikan.
​​
Raffles Jakarta memberdayakan para desainer masa depan dengan perangkat penting ini. Perangkat ini mengintegrasikan psikologi, kreativitas, dan pemikiran kritis dalam kurikulum yang mencerminkan tuntutan dunia nyata kontemporer.
Jelajahi Program Terkait
Visual Communication Design
Digital Media Design









